Lima Tips Spiritual Menghadapi Krisis Finansial ini dibuat, karena saat ini, orang bisa saja terjebak dalam krisis finansial. Apa lagi di era pandemi seperti sekarang. Segala sesuatu bisa berubah dengan sangat cepat. Belum lagi ancaman akan adanya krisi ekonomi global seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia, peperangan dan kebangkrutan ekonomi beberapa Negara.
Bagaimanakah caranya agar kita mampu merubah kesadaran diri untuk menjadi lebih tenang dalam menghadapi krisi finansial? Bagaimana caranya agar kita bisa menarik atau memproteksi sumber daya finansial, serta bersiap menghadapi gejolak ekonomi pada masa yang akan datang? Berikut ini adalah beberapa Tips Spiritual yang bisa dilakukan dalam menghadapi Krisis finansial , sehingga kita bisa mengambil keputusan dengan lebih bijaksana.
1. Tingkatkan Kepercayaan pada Tuhan
Meletakkan Kepercayaan pada Tuhan sebagai pilar utama, adalah polis asuransi terbaik, atau bisa dibilang jaring pengaman keselamatan premium bagi kehidupan. Tuhan adalah kekuatan Maha Dahsyat yang selalu bisa kita andalkan sebagai penolong utama di saat sulit. Asuransi bisa menolak klaim, sehingga proteksi yang semula dijanjikan tidak bisa dinikmati.
Berbeda dengan meletakkan kepercayaan pada Tuhan, usahakan untuk selalu yakin bahwa tidak akan ada kekecewaan bagi mereka yang mempercayai Tuhan, dan meletakkanNya sebagai Prioritas dalam hidup. Tuhan adalah kekuatan Essential yang membuat kita tetap hidup dan bernyawa sampai detik hari ini.
Oleh karenanya sudah pada tempatnya jika kita memprioritaskan hubungan dengan Tuhan pencipta alam semesta diatas segala krisis finansial yang melanda hidup kita. Melakukan meditasi dan doa untuk menghilangkan kekhawatiran bawah sadar, memohon inspirasi akan solusi kreatif terkait persoalan finansial, serta kebijakan dalam mengambil keputusan finansial adalah langkah utama yang bisa kita lakukan kapanpun dimanapun.
2. Fokus Pada Masa Kini
Tidak ada yang tahu masa depan ekonomi, keberhasilan usaha dan bisnis. Bahkan seorang ahli ekonomi nomor satu sekalipun. Intinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa memberikan garansi kemanan financial, serta keberhasilan usaha dan investasi. Segala kemungkinan bisa terjadi terhadap kondisi keuangan yang kita miliki.
Hal yang paling bisa dilakukan adalah tetap waspada dan bersiap terhadap segala kemungkinan yang ada di depan mata, dan bukan merisaukan hal yang jauh dari jangkauan. Sehingga kita tetap mampu melakukan pendekatan fleksibel dalam menghadapi tantangan yang ada. Ketika ketakutan akan masa depan financial muncul, Fokuskan perhatian pada persoalan yang memang nyata nyata menghadang saat ini saja, lalu biarkan intuisi membimbing kita.
3. Tinggalkan Zona Nyaman
Zona nyaman adalah sebuah kondisi mental, dimana diri kita sudah terbiasa atau merasa familiar dengan segala sesuatu, sehingga merasa memiliki kendali atas kondisi tersebut, dan sebagai akibatnya jauh dari tekanan dan stress.
Sebaliknya, dewasa ini dunia berubah dengan cepat dan dengan cara yang paling tidak bisa diperkirakan. Demikian halnya dengan kondisi ekonomi Global. Ada saat tertentu, pekerjaan dirasa begitu aman dan nyaman, ada kepastian income, tetapi di saat lain sebuah goncangan besar terjadi tanpa diduga, misalnya pandemi Covid 19, yang pada akhirnya merontokkan banyak perusahaan, menghilangkan banyak pekerjaan dan meninggalkan manusia tanpa kepastian pendapatan maupun keamanan finansial.
Kondisi tersebut, mengharuskan kita belajar melepaskan segala keinginan akan adanya jaminan keberhasilan, jaminan keamanan financial, atau jaminan kemanan social tertentu. Justru sebaliknya kita diminta untuk menyikapi segalanya dengan inovatif dan kreatif agar selalu dalam kondisi siap menghadapi perubahan apapun.
Lepaskan semua pola pikir, pola emosi dan pola sikap tertentu, terkait dengan kebijakan financial, yang sudah tidak lagi kompatibel dengan kondisi diri kita. Lepaskan pola lama ini melalui peningkatan kesadaran dan perbaiki kualitas pilihan. Senantiasa memohon kekuatan spiritual, agar kita mampu melepaskan segala kebiasaan lama ini dan mampu menggantikannya dengan kebiasaan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan.
4. Senantiasa Bersyukur dalam segala Kondisi
Apapun Kondidi Krisis financial yang kita hadapi hari ini, tetaplah memelihara perasaan Syukur. Hindari memfokuskan diri pada apa yang tidak dimiliki, sebaliknya pandailah menghitung segala nikmat yang saat ini ada dalam genggaman .
Sikap ini akan membuat kita mampu melihat gelas separuh terisi dan bukan separuh kosong. Kemampuan mensyukuri keadaan apapun, menghargai apa yang dimiliki, akan membuat kita lebih rileks dalam menjalani hidup dan bebas dari tekanan yang seringkali timbul karena pikiran kita sendiri.
5. Sederhanakan Pola Hidup
Seringkali krisis Financial muncul karena kita memiliki pola hidup dengan standart tinggi dan jauh dari kata sederhana. Banyaknya keinginan yang lahir dari gaya hidup standart tinggi ini, mengakibatkan banyaknya pengeluaran yang berujung pada menipisnya sumberdaya keuangan.
Pastikan dan Tanya diri kita berulangkali sebelum membelanjakan uang. Coba renungkan lebih dalam apakah kebutuhan membelanjakan uang atas produk dan jasa tertentu memang lahir dari kebutuhan essensial yang harus dipenuhi.
Ataukah sejatinya hal tersebut adalah upaya batin semata, untuk memuaskan kualitas pengalaman tertentu melalui segala produk materiil. Renungkan lagi, dan jika hal tersebut bukanlah kebutuhan essensial, maka carilah cara lain memuaskan batin kita dan bukan dengan cara membelanjakan uang untuk hal hal yang tidak perlu.
Demikianlah Tips singkat yang bisa mulai coba dipraktekkan ketika menghadapi krisis financial. Semoga bermanfaat.